Tokoh Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) | Yusril Ihza Mahendra
Yusril Ihza Mahendra
Oleh : Bayu Anggara
Mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Hari Pahlawan
merupakan momen yang sangat berharga untuk menjadi suatu objek pembahasan. Tanggal
10 November adalah satu hari untuk memperingati pertempuran Surabaya yang
terjadi pada tahun 1945 setiap tahunnya di Indonesia, dimana para tentara dan
milisi Indonesia yang pro-kemerdekaan berperang melawan tentara Britania Raya
dan Belanda yang merupakan bagian dari Revolusi Nasional Bangsa Indonesia.
Peringatan Hari
Pahlawan merupakan momen yang tepat juga untuk kembali mempelajari sejarah,
yang tidak lain adalah sejarah perjuangan para pahlawan untuk merebut
kemerdekaan dari para penjajah. Dengan sejarah tersebut sehingga mengantarkan
kepada salah satu tokoh pendiri organisasi bernama Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) yakni Prof. Drs. H. Lafran Pane, yang pada tahun 2017 ini dianugerahi
gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Republik Indonesia. Walaupun sebenarnya
Prof. Drs. H. Lafran Pane ini merupakan pribadi yang sederhana dan tidak ingin
ketika beliau disebut sebagai pendiri organisasi HMI ini, karena beliau
mengatakan bahwa organisasi ini didirikan oleh banyak orang dan bukan hanya
saya seorang, begitu ujar Prof. Drs. H. Lafran Pane, namun karena semua orang
menyetujui dan menyepakati bersama bahwa pendiri atas lahirnya organisasi HMI
ini adalah Prof. Drs. H. Lafran Pane. Sebagaimana tulisan salah seorang KAHMI
(Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam) yakni Moh. Mahfud MD disalah satu koran
yang intinya menyatakan bahwa meskipun kami tahu Prof. Drs. H. Lafran Pane
enggan diberi gelar pahlawan nasional, KAHMI memperjuangkan untuk itu. Sebab,
menurut kami beliau layak mendapat gelar tersebut.
Menjadi suatu
kebanggan tersendiri bagi kami keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bahwa
pendiri organisasi HMI meyandang gelar Pahlawan Nasional karena dipandang
memiliki peran dalam memperjuangkan kemerdekaan yang telah berkorban segalanya
demi dapat merebut kemerdekaan sekaligus memiliki suatu karya besar yang dapat
bermanfaat untuk bangsa dan negara. Bahkan Prof. Drs. H. Lafran Pane juga ikut
dalam menculik Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dan memaksa untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, kemudian karya besar Prof.
Drs. H. Lafran Pane yang bermanfaat bagi bangsa dan negara salah satunya adalah
organisasi HMI, yang manfaatnya bisa begitu penting dalam pasca peristiwa
kemerdekaan Republik Indonesia dan berkembang sampai sekarang, yang kemudian
juga banyak melahirkan tokoh-tokoh besar di Indonesia ini.
Salah satu tokoh
besar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) ialah Prof. Dr. Yusril Ihza
Mahendra, S.H., M.Sc, seorang pakar hukum tata negara, politikus, dan
intelektual Indonesia yang lahir di Lalang, Manggar, Belitung Timur, 5 Februari
1956 sekarang usia beliau adalah 61 tahun. Beliau menempuh pendidikan tingkat
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) di tempat kelahirannya. Kemudian beliau melanjutkan jenjang pendidikan
Strata 1 di Universitas Indonesia yang mengambil dua Fakultas, yang pertama Fakultas
Sastra spesialisasi Filsafat pada tahun 1982 dan yang kedua adalah Fakultas
Hukum spesialisasi Hukum Tata Negara pada tahun 1983. Kemudian beliau
melanjutkan jenjang pendidikan Strata 2 University of the Punjab India pada tahun
1984 untuk mengambil gelar master kemudian melanjutkan jenjang pendidikan
Strata 3 di University Sains Malaysia pada tahun 1993 dan mendapat gelar Doctor
of Philosophy dalam Ilmu Politik, dengan spesialisasi Perbandingan Politik
Masyarakat-masyarakat Muslim dan beliau juga sempat belajar singkat selama
setahun di Akademi Teater di Taman Ismail Marzuki. Kemudian beliau ditugasi
untuk mengajar Hukum Tata Negara, Teori Ilmu Hukum dan Filsafat Hukum pada
program pascasarjana di Universitas Indonesia, sampai beliau diangkat menjadi
Guru Besar Ilmu Hukum di Universitas Indonesia.
Kesuksesan,
keberhasilan,kehormatan, kebesaran hati, tingginya pangkat/ jabatan tidak akan
lepas daripada apa yang menjadi langkah awal untuk meraih segala prestasi
gemilang, seseorang tidak akan lepas dari masa kecil, masa kecil yang seperti
apakah yang dapat mengantarkan pada suatu kesuksesan, keberhasilan, kehormatan,
kebesaran hati atau tingginya pangkat/ jabatan? Maka dari itulah semua manusia
berhak memilih akan melangkah seperti apa dan memposisikan masa kecilnya sebaik
mungkin serta memaksimalkannya. Yusril kecil adalah juga seorang aktivis,
beliau aktif di organisasi intra sekolah (OSIS) di tingkat SMP ataupun SMA, beliau
juga bergabung di Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI). Kemudian masa
mahasiswanya atau pada jenjang perkuliahan beliau bergabung dengan organisasi
HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dan sekarang beliau menjadi KAHMI (Korps Alumni
Himpunan Mahasiswa Islam) karena beliau sudah bukan menjadi seorang mahasiswa
lagi. Kemudian beliau juga menjadi anggota Pemuda Muslimin, sebuah organisasi
yang berafiliasi kepada Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), Badan
Komunikasi Pemuda Masjid Indonesia (BKPMI), Pengurus Muhammadiyah, Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), dan beliau
juga terpilih sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) di
Universitas Indonesia.
Pada kancah
internasional, beliau pernah aktif di Regional Islamic Da'wah Council of
Southeast Asia and the Pasific, yang bermarkas di Kuala Lumpur. Ketuanya waktu
itu ialah Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj, mantan Perdana Menteri Malaysia. Beliau
juga pernah menjadi Vice President dan kemudian President dari Asian-African
Legal Consultative Organization, yang bermarkas di New Delhi. Beberapa kali beliau
juga menjadi anggota dan Ketua Delegasi Republik Indonesia dalam berbagai
perundingan internasional termasuk sidang ASEAN, Organisasi Konfrensi Islam dan
APEC. Beliau pernah mewakili Pemerintah RI menyampaikan pidato dalam sidang
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk sidang Komisi Hak Asasi Manusia PBB
di Jenewa kurang lebih sebanyak tiga kali. Kemudian beberapa kali juga beliau
terlibat dalam proses penyusunan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan
menandatanganinya atas nama Pemerintah RI, seperti UN Convention on
Transnational Organized Crime di Palermo, Italia, dan UN Convention Against
Corruption di Markas PBB New York. Di negeri kita sendiri, beliau pernah
beberapa kali menangani panitia Konfrensi Internasional, seperti Sidang AALCO,
Konfrensi Internasional tentang Tsunami dan Konfrensi Asia Afrika.
Memiliki prestasi
gemilang tentunya memiliki juga berbagai keahlian, kemampuan dan tanggungjawab
yang dimiliki, Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc, memiliki banyak
sekali keahlian serta kemampuan yang sudah tidak diragukan lagi karena segudang
pengalamannya baik lingkup nasional ataupun kancah internasional. Selain
seorang pakar hukum tata negara, politikus, dan intelektual Indonesia,
kemampuan beliau dalam berkomunikasi merupakan modal utama sekaligus menjadi
salah satu yang mengantarkan beliau dengan banyaknya prestasi yang diraih,
yaitu dengan kemampuan berbahasa. Beliau menguasai bahasa Indonesia dengan baik
karena beliau seorang intelektual sekaligus pakar hukum dan politikus ulung
maka sudah tidak diragukan lagi kemampuan berbahasa Indonesianya. Beliau juga
menguasai sedikit banyaknya dari bahasa asing seperti Malaysia, Inggris, Tagalog,
beliau juga dapat berbahasa Cina dialek Hakka dan sedikit Mandarin namun belum
bisa berkomunikasi dengan bahasa tulisan dengan menggunakan huruf Cina, sedikit
Bahasa Arab dan Urdu. Itulah keahlian dan kemampuan seorang Prof. Dr. Yusril
Ihza Mahendra, S.H., M.Sc, yang tentunya menjadi sebuah kayu pembakar semangat
bagi para pemuda dan pemudi terkhusus bagi para Mahasiswa diseluruh Indonesia
supaya menjadi Insan cipta yang memiliki daya pengaruh besar bagi sekitarnya,
baik untuk lingkup nasional ataupun kancah internasional.
Kualitas diri,
keahlian, kemampuan, dan segudang prestasi gemilang yang telah diraih kemudian
mengantarkan Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc, kepada sejumlah karier
gemilang yang mulai dirintis kariernya sebagai pengajar di Universitas
Indonesia pada mata kuliah Hukum Tata Negara, Teori Ilmu Hukum, dan Filsafat
Hukum. Selain mengajar, beliau juga aktif dan menjadi pengurus beberapa
organisasi sebagaimana sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya sekaligus
dari pengalaman berorganisasi beliau memiliki banyak berkenalan dengan tokoh
muslim nasional, terutama Mohammad Natsir yang banyak mempengaruhi
pandangannya. Kemudian pada tahun 1996, beliau diangkat oleh Presiden Soeharto
sebagai penulis pidato presiden. Hingga tahun 1998, Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra,
S.H., M.Sc telah menulis pidato untuk presiden sebanyak 204 buah. Ketika
Reformasi 1998, beliau menjadi salah satu pihak yang mendukung perubahan
politik di Indonesia sekaligus pada masa itu, Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra,
S.H., M.Sc, berperan besar terutama ketika beliau menuliskan pidato berhentinya
Soeharto dari jabatan Presiden Republik Indonesia.
Bersama para reformis muslim, Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H.,
M.Sc, mendirikan sebuah partai politik, yaitu Partai Bulan Bintang (PBB). Partai
sebagai pewaris Partai Masyumi ini digagas oleh 22 Ormas Islam. Dalam partai
tersebut, Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc, duduk sebagai ketua umum
dari tahun 1998 sampai 2005 kemudian diteruskan oleh M. S. Kaban dan beliau
kembali menjadi ketua umum tahun 2015 sampai sekarang. Pada Pemilu 1999, Partai
Bulan Bintang meraih suara sebesar 2,84% dan menempatkan 13 wakilnya di parlemen.
Bersama Amien Rais, dia ikut mengusung Abdurrahman Wahid untuk menjadi presiden
Indonesia.
Kemudian Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc, juga telah
tiga kali menempati jabatan sebagai menteri dalam kabinet pemerintahan
Indonesia, yaitu Menteri Hukum dan Perundang-undangan pada Kabinet Persatuan
Nasional pada tahun 2001–2004 kemudian diteruskan oleh Hamid Awaluddin, Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia pada Kabinet Gotong Royong pada tahun 1999–2001
kemudian diteruskan oleh Baharuddin Lopa, dan terakhir sebagai Menteri
Sekretaris Negara pada Kabinet Indonesia Bersatu pada tahun 2004–2007 kemudian
diteruskan oleh Hatta Rajasa. Selain itu semua beliau juga aktif berpolitik,
rajin menulis buku, jurnal, dan kolom di media massa. Tulisannya terutama
berkisar pada masalah hukum tata negara dan politik Islam. Bersama adiknya
Yusron Ihza, ia mendirikan firma hukum Ihza & Ihza Law Firm.
Dengan banyaknya karier yang sudah melambung tinggi tentunya
seorang Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc, memiliki kehidupan yang
dapat menunjang segala kebutuhan beliau juga dapat menjadi tempat peristirahatan
dikala banyaknya urusan pekerjaan yang harus diselesaikan yaitu sebuah
keluarga. Merupakan ruang dimana seorang Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H.,
M.Sc, menuangkan segala rasa gundah, gelisah, penat disamping selalu memberi
kebahagiaan untuk keluarga agar keluarga selalu menjadi ruang pertama yang
dirindukan untuk tempat bersandar meluapkan bahagia maupun rasa sedih. Prof.
Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc, menikah dua kali, yakni dengan Kessy
Sukaesih dan Rika Tolentino Kato. Dari pernikahannya dengan istri pertama, beliau
dikaruniai empat orang anak yakni Yuri Kemal Fadlullah, Kenia Khairunissa,
Meilany Alissa, dan Ali Reza Mahendra. Kemudian bercerai dengan Kessy Sukaesih
pada November 2005. Dan menikah untuk yang kedua kalinya dengan Rika pada bulan
September 2006. Dari pernikahannya dengan Rika, beliau dikaruniai 2 orang anak,
yakni Ismail Zakariya dan Zulaikha.
Kehidupan yang sungguh menginspirasi banyak orang dengan latar
belakang seorang Profesor Yusril yang memiliki kemampuan dalam cakupan
nasional-internasional, prestasi gemilang, karier yang melambung dan liku
kehidupan seorang Profesor Yusril dari keluarga ataupun hal-hal lain yang
membuat sedikit banyaknya kalangan untuk melihat beliau dari berbagai sudut
pandang. Namun terlepas dari itu beliau juga memiliki karya-karya tulis yang
mengagumkan diantaranya:
1. Dinamika
Tata Negara Indonesia: Kompilasi Aktual Masalah Konstitusi, Dewan Perwakilan,
dan Sistem Kepartaian, 1996
2.
Pemerintahan
yang Amanah, 1998
3. Modernisme
dan Fundamentalisme dalam Politik Islam: Perbandingan Partai Masyumi
(Indonesia) dan Partai Jamaat-i-Islami (Pakistan), 1999
4.
Membangun
Indonesia yang Demokratis dan Berkeadilan, 2000
5.
Catatan
Kritis dan Percikan Pemikiran Yusril Ihza Mahendra, 2001
6.
Rekonsiliasi
Tanpa Mengkhianati Reformasi: versi media massa, 2004
7.
90
Menit Bersama Yusril Ihza Mahendra, 2012
8.
Tegakkan
Keadilan dan Kepastian Hukum, 2013.
Itulah sekilas tentang kamus hidup seorang Prof. Dr. Yusril Ihza
Mahendra, S.H., M.Sc, seorang intelektual, politikus dan seorang pakar hukum
tata negara juga merupakan salah satu tokoh Korps Alumni Himpunan Mahasiswa
Islam (KAHMI) yang mulai dari seorang Yusril kecil hingga Yusril yang kita
kenal sekarang ini, latar belakang sekaligus kehidupan rumah tangga beliau, riwayat
pendidikan beliau, pengalaman beliau, karier-karier beliau dan yang terakhir
adalah karya-karya beliau. Dapatlah kita mengambil pelajaran berharga dari sekilas
tentang kamus hidup beliau, semoga kita menjadi insan yang merindukan kebenaran
dan kemenangan, sehingga kita akan selalu meniru, meneladani setiap kebaikan
darimanapun arah kebaikan itu datang, dan berusaha meraihnya untuk suatu
kemenangan yang hakiki yakni menjadi insan cipta yang berkualitas menjunjung
tinggi nilai-nilai kebenaran dan nilai-nilai kebaikan juga menjadi insan yang
kehadirannya ditunggu untuk meneruskan pengabdian untuk Agama dan tanah air
tercinta Republik Indonesia.
Jadi, sosok pahlawan bukanlah suatu kebanggan belaka, namun
pahlawan memiliki peran yang sangat penting bagi Nusa dan Bangsa atas perjuangan
merebut kemerdekaan, sekaligus memiliki suatu karya besar yang bermanfaat bagi
umat. Maka dari itu sebagai pemuda-pemudi Indonesia mari kuatkan bersama tekad
untuk menjadi pahlawan bagi diri kita pribadi terlebih lagi menjadi pahlawan
bagi banyak orang disekitar kita. Lalu, sebagai insan yang diciptakan oleh sang
Maha Kuasa dalam keadaan fitrah yang berarti suci, maka sudah sepantasnya kita
bisa memaksimalkan segala anugerah yang telah Allah berikan kepada kita dengan
menjadi pahlawan yang memiliki jasa besar bagi umat dengan sebuah karya atau
suatu hal yang besar pengaruhnya dan menebar banyak manfaat besar untuk semua
orang sebagai suatu perwujudan rasa syukur sebagai manusia yang diciptakan
dalam keadaan fitrah yang berarti suci dan memiliki akal.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgwciGkaq2VbSyczPMdvS-pHhl2yUOSsFjtj_HIjMnsc3t6E6hCV4Y7g7zt5fpvL6ZVLp9tqhPosYs6KvXvdIKfNXSusqNpOiMOfblQi2Lg0-DqZuWYepq_CEoeD5eqoJYmnXuaBxtAk1d/s640/TUMB-KAH.png)
Referensi
Komentar