Al Qur’an dan Misteri


Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang

Anugerah yang dikaruniakan Allah kepada Rosulallah SAW, salah satunya berupa al Qur’an, ialah Mukjizat, ialah Pedoman, ialah Petunjuk, ialah Pelajaran, ialah Peringatan, ialah Penawar, ialah Ketenangan, ialah Rahmat, ialah Sumber hukum, ialah Pemberi syafaat, ialah Yang terpelihara, ialah Yang terjaga, ialah yang Memiliki kebenaran hakiki nan suci.

Begitu banyak definisi mengenai al Qur’an, karena mendefinisikan al Qur’an membutuhkan cara berpikir rasional dan berpikir secara nalar. Namun, dalam keragaman definisi al Qur’an tidak lantas menjadi perdebatan antara yang benar atau yang salah, tetapi sebagai cara untuk mengetahui dan memahami makna al Qur’an secara mudah. al Qur’an boleh saja didefinisikan dengan sederhana atau sesuka hati, tetapi al Qur’an adalah wahyu Allah, kalam Allah yang diturunkan kepada Rosulallah SAW sehingga lebih bijaksana dalam mendefinisikannya dengan penuh kehati-hatian dalam rangka menjaga keautentikannya.

Al Qur’an adalah firman Allah yang tidak ada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantara Malaikat Jibril dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah. Yang dimulai denga surat al Fatihah dan ditutup dengan surat an Nas (Muhammad Ali Ash-Shabuni).

Al Qur’an secara harfiyah berarti bacaan yang sempurna. Ia merupakan suatu nama pilihan Allah yang tepat, karena tiada suatu bacaanpun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi al Qur’an, bacaan sempurna lagi mulia (M. Quraish Shihab).

Al Qur’an adalah ayat. Ayat dapat diartikan sebagai sebuah tanda. Tanda yang dimaksud adalah tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Jika al Qur’an adalah ayat, maka al Qur’an berada dalam dimensi sakral, sebagaimana tertuang dalam firman-Nya :




“... Janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah ayat-ayat Tuhan) sebagai ejekan (permainan),...” (Qs. Al-Baqarah [2] : 231).


Karena al Qur’an memiliki dimensi sakral maka al Qur’an menyimpan “Misteri”. Misteri tersebut dijelaskan dalam al Qur’an tentang kebenarannya, yang tertuang dalam firman-Nya :








Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu.” (Qs. Fushshilat [41] : 53).


Dewasa ini, sains banyak menemukan temuan-temuan baru (kontemporer) yang mutakhir berdasarkan al Qur’an. Tetapi itu hanya sebagian kecil saja dari keautentikan ayat-ayat al Qur’an yang dapat dibuktikan oleh sains. Masih banyak ayat-ayat al Qur’an yang sampai sekarang belum ditemukan atau belum dibuktikan dan menjadi Misteri. Sebagian diantaranya :











Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah Berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (Qs. Ath-Thalaq [65] : 12).


Kata al Qur’an, Allah telah menciptakan tujuh langit dan tujuh bumi, untuk membuktikan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang dikehendaki-Nya dan membuktikan bahwa ilmu-Nya adalah benar-benar meliputi segala sesuatu. Ini artinya kalam Allah, dalam ayat ini mengandung Misteri yang luarbiasa. Suatu bukti nyata bahwa al Qur’an adalah kitab suci yang terjaga keautentikannya. Pakar fisikawan dalam konteks ayat ini sudah pernah menganalisis oleh pemikiran matematik yang canggih sehingga menghasilkan suatu dugaan bahwa; “Mungkin saja ada kehidupan lain nan jauh disana, entah dimana.”

Secara keseluruhan, menurut hemat penulis dalam al Qur’an, tentu berasal, diturunkan dan merupakan kalam Allah SWT. Sehingga dalam al Qur’an mustahil ditemukan kontradiksi diantara ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat qauliyah, karena sejarah telah membuktikan banyak temuan sains yang valid dan sesuai dengan ayat-ayat al Qur’an. Selebihnya menjadi Misteri atau rahasia dari tanda-tanda kekuasaan Allah.

Dalam sebuah riwayat, Bilal melihat Rosulallah SAW sedang menangis dengan heran mengapa, padahal ia tahu bahwa Rosulallah SAW telah dijamin masuk surga (Ma’sum) juga Allah telah mengampuni dosanya baik yang terdahulu ataupun yang akan datang, lalu bilal menanyakannya. Kemudian Rosulallah SAW menjawab, “Wahai Bilal, apa yang bisa membendung tangisanku sementara tadi malam Allah menurunkan ayat kepadaku.” firman Allah SWT, sebagai berikut :






Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (Qs. Ali ‘Imran [3] : 190).

Rosulallah SAW bersabda, “Celakalah orang yang membaca ayat ini hanya semata membaca, dengan tidak memperhatikan kandungan didalamnya.” (Tafsir Ibnu Katsir [1] : 441).

Riwayat ini menjelaskan bahwa pesan yang diselipkan oleh Allah begitu Misteri karena tidak dapat dimaknai atau diartikan secara rasional.

Akhirnya, al Qur’an adalah Misteri Tuhan (memiliki banyak Misteri / rahasia). Dalam ayat-ayat al Qur’an terselip pesan yang disampaikan Tuhan, sebagai penerima pesan tersebut sebaiknya memahami makna yang terkandung dalam setiap pesan yang disampaikan. Memahami dalam konteks makna hakiki dan makna majasi dalam penggunaan bahasa al Qur’an. Mengkaji al Qur’an dengan membacanya, mengamalkannya dan mengajarkannya. Meyakini kebenarannya karena al Qur’an bersumber dari Dzat yang Maha Benar, Allah SWT serta terpelihara di Lauh Mahfudz sehingga kekal abadi.

Hadaanallahu wa Iyyakum Ajma’in, Wallahu’alam bi ash Shawab.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan dari Kyai-ku

CERITA AKU DAN YUSUF

Ku panggil engkau dengan sebutan ‘Mamah’