Menyampaikan Pesan-pesan Keislaman Menggunakan Prinsip Komunikasi dalam Islam
Menggunakan Prinsip Komunikasi dalam Islam
Oleh : Bayu Anggara
Mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran
Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
(Forsdale, 1981)
menerangkan dalam sebuah kalimat, “communication is the process by which a
system is established, maintained and altered by means of shared signals that
operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu
sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang
dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.[1]
Islam adalah agama yang diturunkan
Allah SWT kepada Rosulallah SAW, sebagai nabi dan rosul terakhir untuk menjadi
pedoman hidup manusia hingga akhir zaman. Islam memiliki jumlah pemeluk yang tidak
sedikit di dunia ini, namun tidak banyak sumber yang membahas tentang
komunikasi islam secara komprhensif. Hal ini merupakan keprihatinan karena seharusnya umat islam bisa mengkaji berbagai ilmu komunikasi islam, disisi
lain menjadi peluang besar juga bagi akademisi dibidang komunikasi untuk
mengkaji dan membahas secara mendalam tentang ilmu komunikasi Islam
seluas-luasnya, karena antara komunikasi Islam dengan teori komunikasi umum
(non-Islam) berbeda, begitupula dengan makna komunikasi Islam dan komunikasi
umum yang tentu berbeda.
Perkembangan komunikasi
melahirkan berbagai macam teori-teori beserta prinsip-prinsipnya. Terdapat
sebuah harapan akan adanya kontribusi besar dengan adanya teori-teori baru.
Teori komunikasi yang telah ada lahir dari Ilmuan barat, nampaknya tidak
memberi kemaslahatan bagi kehidupan manusia. Karena, pendekatan yang digunakan
oleh ilmuan barat pada komunikasi umumnya lebih menitik beratkan pada
kepentingan individu dan tidak memerhatikan fungsi sosial masyarakat. Sehingga
akan menimbulkan konsekuensi komunikasi yang pada suatu saat akan berbenturan
secara prinsipil dengan fungsi sosial masyarakat dan situasi sosial budaya yang
berkembang.
Berdasarkan pada teori
sistem komunikasi Islam, bahwa cikal bakal atau embrio sistem komunikasi Islam
adalah masa ketika Bilal mengumandangkan adzan pertama kenabian Muhammad SAW.
Jika anggapan ini dapat dibenarkan maka teori komunikasi menurut ajaran Islam
memiliki keterkaitan dengan perintah dan larangan Allah, atau Al-Qur’an dan
Sunnah Nabi Muhammad. (Muis, 2001: 4-5).
Memberi informasi mengenai
perintah atau larangan Allah merupakan ciri khhas komunikasi Islam. Karena
agama sebagai landasan untuk menyampaikan pesan (informasi) kepada masyarakat
agar berperilaku sesuai dengan perintah Tuhan yang telah diajarkan Nabi-Nya.
Pada prinsipnya, antara
komunikasi secara umum dengan komunikasi Islam tidak jauh berbeda, akan tetapi
jika berbicara keduanya pada sebuah ilmu, maka keduanya memiliki titik
perbedaan baik secara ontologis, aksiologis, maupun epistimologis. Perbedaan
tersebut salah satunya tampak pada landasan dasar komunikasi Islam yang berasal
dari Al-Qur’an dan hadits. Komunikasi Islam diartikan sebagai proses penyampaian
pesan-pesan keislaman dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam
islam. Dengan pengertian dmikian, maka komunikasi islam menekankan pada unsur
pesan (message), yakni risalah atau nilai-nilai Islam, dan cara (how),
dalam hal ini tentang gaya bicara dan penggunaan bahasa (retorika) serta segala
proses komunikasi islam harus berdasarkan norma-norma agama Islam.
Setelah kita sesama
mengetahui arti dari komunikasi Islam, perbedaan komunikasi Islam dengan
komunikasi umum selanjutnya kita akan beranjak pada prinsip komunikasi dalam
Islam agar dalam berkomunikasi kita memiliki landasan yang dijadikan pedoman
disiplin ilmu komunikasi dalam Islam, yakni Al-Qur’an dan Hadits.
Prinsip Komunikasi dalam Islam
Komunikasi diibaratkan
dalam bentuk dua buah lingkaran A dan b yang saling bertindihan. Field of
experience atau kerangka pengalaman, merupakan daerah yang bertindihan
diantara dua lingkaran tersebut, daerah inilah yang menunjukan adanya persamaan
antara lingkaran A dan B dalam hal tertentu seperti bahasa atau simbol. (Cangara,
2004: 20). Dari pengibaratan inilah kemudian dapat ditarik kedalam tiga prinsip
komunikasi. Tiga prinsip tersebut sebagai berikut:
1. Pertukaran pengalaman
yang sama antara pihak yang terlibat dalam komunikasi (sharing similar
experience) adalah syarat mutlak terjadinya komunikasi.
2. Proses
komunikasi kemungkinan besar tercipta jika daerah tumpang tindih (the field
of experience) menyebar menutupi lingkaran A atau B menuju terbentuknya
satu lingkaran sama.
3. Sebaliknya, komunikasi
menjadi sangat terbatas, bahkan gagal jika daerah tumpang tindih semakin
mengecil dan menjauhi kedua lingkaran, atau cenderung mengisolasi lingkaran
masing-masing.
Di dalam hadits Nabi ditemukan prinsip-prinsip etika
komunikasi, tentang bagaimana Rosulallah SAW mengajarkan berkomunikasi kepada
kita. Berikut hadits-hadits tersebut:
1.
Qulil haqqa
walaukana murran (katakanlah apa yang benar walaupun pahit
rasanya)
2.
Falyakul
khairan au liyasmut (katakanlah bila benar kalau tidak bisa,
diamlah)
3.
Laa taqul
qabla tafakur (janganlah berbicara sebelum berpikir
terlebih dahulu)
4. Nabi
menganjurkan berbicara yang baik-baik saja, sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Ibnu Abi Dunya, “Sebutkanlah apa-apa yang baik mengenai sahabatmu yang tidak
hadir dalam pertemuan, terutama hal-hal yang kamu sukai terhadap sahabatmu itu
sebagaimana sahabatmu menyampaikan kebaikan dirimu pada saat kamu tidak hadir”.
5. Nabi
berpesan, “Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang... yaitu mereka
yang memutar balikan fakta dengan lidahnya seperti seekor sapi yang
mengunyah-ngunyah rumput dengan lidahnya”. Pesan Nabi SAW tersebut bermakna
luas bahwa dalam berkomunikasi hendaklah sesuai dengan fakta yang kita lihat,
kita dengar, dan kita alami.
Dakwah dan komunikasi memiliki keterkaitan karena dakwah
dapat menjadi salah satu bentuk komunikasi dan media aplikasi untuk etika,
moral dalam komunikasi, baik dari segi ilmu pengetahuan maupun aktivitas
sosial. Hal ini dikarenakan dakwah memiliki perbedaan karakteristik dengan
berbagai bentuk komunikasi yang ada dalam masyarakat. (Arifin, 2011: 35).
Terdapat
prinsip komunikasi Islam yang dikemukakan oleh Batubara (tth: 2809) sesuai
dengan yang ada pada Al-Qur’an. Prinsip-prinsip tersebut diantaranya adalah:
1.
Pada surat
an-Nahl: 125, yang artinya: “serulah manusia kepada jalan Tuhan-Mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik
pula”.
2. Surat
al-Baqarah: 8, yang artinya: “...... dan berkatalah kamu kepada semua
manusia dengan cara yang baik”.
3. Surat
as-Shaf: 2, yang artinya: “perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik
daripada sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan perasaan”.
4. Surat
as-Shaf: 3, yang artinya: “hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu
mengatakan apa yang tidak kamu lakukan? Amat besar murka Allah, apabila kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu lakukan”.
5. Surat
al-Furqon: 63, yang artinya: “dan hamba-hamba yang baik dari Tuhan Yang Maha
Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati
dan apabila orang-orang jahat menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang
mengandung keselamatan”.
6.
Surat
Fussilat: 33, yang artinya: “siapakah yang lebih baik perkataannya daripada
orang-orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shaleh dan berkata
‘sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.
7. Surat ‘Ali
Imran: 159, yang artinya: “sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu”.[2]
Prinsip-prinsip
komunikasi diatas, sesungguhnya dapat dijadikan landasan dan pedoman bagi
setiap muslim ketika melakukan proses komunikasi, baik dalam pergaulan
sehari-hari, berdakwah, maupun aktivitas-aktivitas lainnya, supaya komunikasi
yang dilakukan manusia sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan hadits Nabi.
Sebagai manusia, juga seorang
muslim sudah seharusnya kita bisa menerapkan disiplin ilmu komunikasi sesuai
dengan landasan Al-Qur’an dan hadits untuk menyampaikan pesan-pesan keislaman, juga
sebagai pedoman hidup tentunya dan agar setiap manusia dapat berkomunikasi atas
kepentingan bersama bukan hanya kepentingan individu semata dan memaksimalkan
fungsi sosial masyarakat serta situasi sosial budaya yang berkembang dewasa ini.
Sampaikanlah suatu
kebaikan dengan cara-cara yang baik, agar menuai juga banyak kebaikan tentu
dengan prinsip-prinsip yang telah dipaparkan diatas, maka jadilah insan yang
bermanfaat bagi insan lain agar menjadi wasilah ridho Allah SWT dengan cara dakwah,
berikhtiar menyampaikan pesan-pesan keislaman dengan prinsip komunikasi dalam
Islam.
[1] Maya Rini Handayani, Teknologi
Informasi dan Komunikasi (Semarang: CV Karya Abadi Jaya, 2015), hlm. 89.
[2] Najahan Musyafak, Islam dan Ilmu
Komunikasi (Semarang: CV Karya Abadi Jaya, 2015), hlm. 26.
Komentar
Harrah's Cherokee Casino Hotel 양산 출장샵 is located 광주 출장샵 in Cherokee, North Carolina, 나주 출장안마 United States and is open daily 서산 출장샵 24 목포 출장샵 hours. The casino has a total of 1187 slot machines,